Skip to content

untukmu

Mataku selalu suka kepada matamu yang menangkap mataku saat mencuri pandang kepada matamu
mataku yang mencintaimu, bukan hatiku. hatiku hanyalah korban dari keegoisan mataku
mataku lah yang membukakan pintu untuk matamu, untuk utuhmu masuk ke dalam hatiku, ke dalam aku
sebentar, ternyata bukan hanya hatiku yang menjadi korban atas keegoisan mataku, pikiranku jugakau tak bisa membaca atau tak mengerti arti larangan?
sudah jelas dilarang berlari-larian di pikiranku, tapi kau tak hirau
aku heran, kamu yang berlari-larian tapi kenapa aku yang jatuh?

kenyataannya memang aku yang jatuh, aku jatuh cinta kepadamu.

mataku yang memilih cinta, hatiku yang menyetujuinya
kamu yang terpilih dan tersetujui
pikiranku? dia juga cinta kepadamu.

cinta, mustinya tanpa karena

aku mencintaimu tanpa karena. jika kau memaksa aku untuk mengatakan karena apa aku mecintaimu, akan kujawab “aku mencintaimu karena cinta itu sendiri”.
‘karena’ selalu beriringan dengan kalkulasi. jika kau bertanya aku mencintaimu karena apa dan jika aku menjawab “aku mencintaimu karena kamu cantik” atau “aku mencintaimu karena kamu manis” atau mungkin “aku mencintaimu karena kebaikanmu”, hingga kau akan bertanya lagi “jika aku tak cantik, berarti kamu tak mencintaiku?”, “jika aku tak manis..”, “jika aku tak baik padamu..”. selanjutnya aku tak tau harus menjawab apa, simalakama. ‘karena’ kadang menimbulkan perbandingan, perbandingan mampu berubah menjadi pertentangan dan berakhir dengan pertengkaran.

mungkin itu alasanku hanya cukup cinta padamu, tanpa karena.

beruntung mengenal tidur

beruntung

kita mengenal sebuah kegiatan yang bernama tidur,

meski tak saling kenal kita masih bisa bertemu di alam senyap, kala mata terlelap.

jika saja

kita tak mengenal kegiatan yang bernama tidur, sayang.

maka

satu-satunya cara aku dan kamu untuk saling sapa dan pandang,

harus saling mencari dan mengenal di tengah keriuhan nyata, kala mata terbuka.

 

nb: tulisan diatas terinspirasi dari puisi salah seorang sumber inspirasi, Aan Mansyur.

Selamat Bahagia

Untuk beliau-beliau yang telah tiada, yang pernah ada, yang mengantarku ada, selamat bahagia di surga.

#DearMama

Alhamdulillah, untuk pertama kalinya hasil tulis tanganku bisa tercetak dalam sebuah buku. Awalnya aku mendapat info dari NulisBuku pada jejaring sosial(twitter) tentang sebuah project #DearMama. Sebuah project yang berisi kompilasi surat-surat cinta dari seorang anak untuk Mama, Ibu, Bunda, Umi yang telah melahirkannya. Project #DearMama ini didalangi oleh dua sosok putri kartini yang luar biasa, mbak Lala Purwono dan mbak Meity Iskandar yang bekerja sama dengan NulisBuku.

Dan seketika itulah aku ingin menuliskan sebuah pesan penuh cinta untuk Ibuku tercinta di Surga. Alhamdulillah setelah menunggu selama kurang lebih satu bulan dari batas akhir pengiriman karya yang sudah ditentukan. Akhirnya pada hari ini, hari terakhir pada tahun 2011 pengumuman siapa saja penulis-penulis surat cinta yang masuk di Buku 1 #DearMama pun diumumkan. Tidak menyangka sama sekali ternyata tertera judul “Senandung Ibu” Theo Maulana. Alhamdulillah..

Aku khususkan hasil karya ini untuk Ibuku tercinta di Surga, spesial untuk Ibu.

Berikut daftar penulis-penulis surat cinta di buku 1 #DearMama :

Surat Untuk Mama
AdrindiaRyandisza | @adrindia

Mamaku Sayang
Lucy Susanti | @Lucy_1188

Dari Utenk
Aditya |@miss_deetya

Semoga Mama Bahagia
Juliana Sjaiful | @julia_ryan

Curhatku
Nurdiana S | @na26_tia

Surat Cinta Untuk Sang Malaikat
Esty Rahayu Anggraini | @estyrahayuayey

Ngobrol Yuk, Ma
Pratiwi Mayasari | @pratiwimayasari

Untuk Mama Yang Luar Biasa
Yuricho Billy | @yurichobilly

We Know It
Dita Martha Pratiwi | @ditaditut

Jagoan Tanpa Airmata
Dewi P Asri | dewistraits (FB)

Surat Cinta Untukmu, Bunda
Hari Saputra | @brohari

Terima Kasihku Untuk Wanita Terindah Di Muka Bumi
Havisa Husada | @plopipay

Pengakuan Untuk Mama
Puji Widiastuti | @pujiwidiastuti

Si Bungsu Merindukan Mama
Regina Krisna Santi | @reginacintem

Mimi, Aku Menyayangimu
Molzania | www(dot)bubblelatte(dot)co(dot)cc

Dear Mami
Dian Mariani | @dianmariani

Untuk Manusia Yang Telah Membesarkanku
Prasetyo Galih | @pras_galih

Love Mama
Nikmatur Rahmah |@Rahma_9

Bidadari Itu Adalah Ibu
Woelan Tomomi | @woelan_tomomi

Surat Buat Emak
Ninik RN | RaAyuh

Wanita Favoritku, Nyawaku
Azizah Nf | @Azizahnf

Terima Kasih Ibu
Nurul | @rulachubby

Refleksi
Deeyan Rachma |@MyDEEYAN

Aku Sayang Mama
Maryam Indraswari | @missrompis

Teruntuk Wanita Terhebat, Mamiku Tersayang
Imelda Sarina | @imelsarina

Janjiku Untuk Mama
Rama Fitri | @sirafiya

Ibuku Sayang
Renggi Putrima | @renggiputrima

Surat Kecilku Untukmu, Mama
Navika Anggun | @navikaanggun

Sepucuk Cinta Yang Tak Sanggup Tersampaikan Melalui Lisan
Bani S Nur Kholiq | @baniholic

Dear Bunda
Elina Qonita | @elinaqonita

Tak Sejalan Bukan Berarti Tak Cinta
Tria Minartha | @triaminartha

Cinta Tulus Itu Milik Ummi
Nur Saidatunnisa | @jyolldisme

Riangku Karenamu
Wiwied Sulistyaningtyas | @wiwiedtyan

Teruntuk Ibu
Maudina Tri Hartasya

Surat Untuk Mama Di Surga
Fitria Zahra | @zahramo

Untuk Mama Tercinta
Rima Febriani | @ima1709

A Postponed Letter To My Mamak
Regina Oceana | @gg_oceana

Dear Mama, Youre The Best I Ever Had
Bieb | @bieb_kudo

Surat Rindu Untuk Mama
Cindy Wijaya | ceenwijaya (FB)

Surat Untuk Ibu
Erma Maghfiroh | @sipinke

Belum Sempat Terucap
Hana Isyana Utiara | @IsyanaGoenandar

Salam Rinduku
Ayuni Nurizqi | @AiurezQ

Terimakasih, Ma
Tantri Adhyah Puspasari | @tantripuspasari

Senandung Ibu
Theo Maulana | @theomaulana

Bintang Paling Terang itu Ibu
Diana Wardani | @adrianawardani

Obat Paling Mujarab di Dunia
Luckty Giyan Sukarno | @lucktygs

Goresan Rinduku Untuk Mama
Sarah Amijaya | Sarah Amijaya (FB)

Terima kasih banyak mbak Lala Purwono, mbak Meity Iskandar, NulisBuku dan mas Satria Nugraha yang sudah membuat cover buku #DearMama tampak sederhana namun penuh makna. Indah 🙂

Senandung Ibu

Untuk Ibuku tersayang, di surga.

20 mei 1994. Hari pertama aku datang di dunia ini. Aku lupa tepatnya pada hari apa, jam berapa, dan di ruang manakah pertama kali aku datang. Kau tak pernah memberi tahu padaku tentang hal itu, dan aku juga tak pernah bertanya padamu. Orang bilang hari kelahiranku bertepatan dengan perayaan hari kebangkitan nasional Republik ini, namun hal itu tidak terlalu spesial untukku. Yang sangat spesial untukku ialah hari kelahiranku yang sama persis dengan hari kelahiran ibu pada 41 tahun silam. Memang pada saat pertama kali aku datang di dunia ini aku belum bisa menatap wajahmu, menatap senyum manis bahagiamu dan menatap keringatmu yang bercucuran setelah bersusah payah membantu perjalananku menuju ke dunia ini. Tapi aku bisa merasakan betapa lembut belaian tangan, hangat pelukan, dan indah cahaya kasih ibu.

Bu,

Sembilan bulan engkau mengandungku, memberiku usapan gizi, memberiku nafas kehidupan di dalam rahimmu. Kau jaga aku, melindungiku dari dingin malam, dan terik siang. Kau jaga pola makanmu agar apa yang aku makan di dalam rahimmu tidaklah salah. Duniaku di kala itu di dalam lapisan kulitmu, namun aku bisa merasakan belaian lembut tanganmu, karena aku hidup dalam satu nuansa kasihmu.

Terima kasih telah mengandungku, menempatkanku dalam rimba kasih sayangmu, dimana aku belajar mengapung bersama hidupmu, untuk berserah dan menerima apa pun yang kau persembahkan untukku, yang terbaik. Manis, pahit, senang, sedih, kau mengajariku untuk berenang bersama itu semua. Sebagaimana aku tengah berenang dalam tubuhmu dan merasakan apa yang kau rasa, mengecap apa yang kau makan, menghirup udara yang kau hirup. Ku terima semua yang ibu persembahkan untukku.

Kini ku mulai mengerti apa arti hidup. Aku sadar, selama ini banyak perjalanan indah nan berkesan yang pernah aku lalui. Di antara banyaknya perjalanan itu, ada satu perjalanan yang tak akan pernah ku lupakan, selamanya. Dimana perjalanan itu di mulai dari dalam rahimmu menuju ke pelukanmu. Perjalanan yang terindah di antara yang paling indah, bermandikan cinta kasih ibu. Hidupmu adalah hidupku. Pahit, manis yang kau rasakan akan terasa juga bagiku.

Entah bagaimana aku harus mencintaimu. Kau lebih seperti guru sekaligus sahabat. Aku tak tau harus bagaimana caranya untuk membalas cinta kasihmu selama ini, karena aku fikir apapun yang aku berikan untukmu tak akan sepadan dengan apa yang telah kau berikan kepadaku selama ini.

“Aku masih belum bisa merangkak apalagi berjalan, tetapi aku sudah bisa terbang karena aku digendong” – Aku rindu saat-saat seperti itu, dimana aku hanya bisa tertawa, menangis, merasa dan bahagia bersama tarian senandung ibu.

Bu,

Aku, bapak, mas, dan adek sangat rindu kepada ibu. hadirlah engkau di setiap mimpi kami. Semoga Ibu di surga baik baik selalu, salam sayang dan rindu yang sangat dalam untukmu.

Dari putramu, Theo.

Adele “someone like you”

I had hoped you’d see my face and that you’d be reminded
That for me it isn’t over

Never mind
I’ll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
“Don’t forget me,” I begged

Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead

-Adele “someone like you”-

Tak sampai satu nano second. Hampir tak bisa dihitung oleh waktu

Apa yang ia rasakan saat pertama kali setalah dan saat ini ?
Apakah sama seperti yang ia rasakan saat pertama kali setalah dan saat ini ?

Sepanjang hidupnya, dentuman irama nadinya tak pernah sekencang ini. Pada hari-hari kemarin tak pernah ia merasakan nuansa indah yang mengalir sampai ke setiap ujung pembuluh darah.

Ia juga tak tau apa yang sedang terjadi dalam dirinya. Roh apa yang sedang merasuki tubuhnya. Tampak bukan seperti roh yang semestinya, bernuansa beda. sungguh berbeda.

Merona saat pertama kali memandang senyum itu.
Memerah saat suara itu menelisik masuk melewati lubang terlinga dan mengetuk pintu gerbang asmara. Read more…